Minggu 30 Oktober 2011 Dibawah terik matahari yang cukup menyengat, terlihat satu – satu perempuan tua berjalan sendiri tertatih dengan payung lusuh sebagai penopang jalannya, dan juga mereka para ibu muda memasuki ruangan pertemuan.. Saya sangat bangga dapat mengenal mereka..
Bangku-bangku kosong itu mulai terisi, dengan diam mereka menunggu dimulainya Persekutuan Perempuan Usaha Kecil (PPUK). Memang tiap bulan sekali terselenggara kegiatan tersebut yang kemudian dilanjutkan pertemuan anggota koperasi LIDIA, mereka tergabung dalam sebuah koperasi yang seluruh anggotanya adalah perempuan (sesuai dengan waktu pendirian, tgl 21 april bertepatan dengan hari Kartini yang menjadikan inspirasi bagi kami untuk dapat memberdayakan ekonomi dan kualitas hidup kami para ibu rumah tangga). Persekutuan dibawakan oleh Bapak Danan,bahasan yang diangkat adalah mengenai keyakinan seorang ibu, seperti yang tertuang dalam Yohanes 2:5 dengan lantang ibu Yesus berkata ”Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!”. Beliau yakin dan berusaha.. Ibaratnya seperti ibu-ibu yang hadir saat itu. Saya sungguh kagum akan ketangguhan beliau dalam perjuangannya untuk menyenangkan dan mencukupi keluarga mereka, walau susah payah, renta dan lelah..tetapi mereka dengan tekun berupaya supaya keluarganya mendapatkan hal yang terbaik sesuai kemampuannya.. Para ibu yang tergabung dalam koperasi tersebut adalah mereka para pelaku usaha kecil, entah itu sebagai penjual gorengan di pasar, penjaja makanan di kampung ataupun mereka sebagai penjual sayur keliling..walaupun ada sebagian anggota adalah pelaku usaha yang sudah mapan, tetapi kami adalah satu kesatuan sebagai anggota kelompok. Dalam kelompok perempuan ini kami saling silang untuk dapat membantu menghidupkan usaha tiap anggota. Hidup bukan hanya tentang materi, tetapi hidup akan lebih nyaman, tentram jika secara rohani kita juga tercukupi..berapapun hasil dan rejeki kita, jika kita syukuri dengan hati yang lapang dan tulus maka semua terasa nyaman dan ringan.. Dalam kesaksian bapak Danan, semakin kita didera banyak permasalah dalam hidup semakin dewasa pulalah kita menghadapi hidup ini dan yang paling penting kita akan semakin dekat dengan Tuhan.. Beberapa ibu paruh baya itu mengangguk-anggukan kepala bertanda sepakat dengan ungkapan itu bahkan ada seorang ibu yang menitikan air mata..saya terharu dengan beliau yang sudah berusia lanjut dengan kulit legam keriput tetapi masih mengisi hidupnya dengan usahanya membuat beraneka lauk pauk di pasar.. duuhh, tidak tahan rasanya saya melihat beliau menitikan air mata mendengar beberapa kesaksian pembawa persekutuan.. Betapa sangat bersyukurnya saya dalam posisi saya saat ini, dibandingkan dengan perjuangan beliau yang tidak berkesudahan dari jaman perjuangan kemerdekaan dulu sampai sekarang masih terus berjuang untuk kelangsungan hudupnya dan keluarganya.. Beliau merasa Tuhan sangat menyayangi hidupnya selama ini. Duh Tuhan betapa kecilnya perjuangan saya selama ini untukMU dan untuk keluarga, dibandingkan dengan perjuangan beliu-beliau yang sudah sepuh tetapi masih tetep semangat dan tangguh menatap hari depan.. Persekutuan diakhiri, bersama memuji nama Tuhan dengan semangat dan gembira..
Setelah saling mengucap salam dan bertegur sapa satu dengan yang lain, kami melanjutan dengan pertemuan anggota koperasi.. Saya melihat dan mendata para anggota yang mengajukan pinjaman koperasi, ternyata beliau juga termasuk salah satu yang mengajukan dan jumlahnya tidak seberapa, tidak lebih dari Rp. 500.000,00. Iseng saya bertanya, “kagem nopo niki bu ? (Mau di pakai buat apa ini bu?) jawabnya sangat sederhana, “ngge sadean teng peken mbak,ketigo wingi butuhe rodo akeh. Putu nggeh loro pisan he..he..he..” (untuk jualan dipasar mbak, musim kemarau kemaren kebutuhannya agak banyak, cucu juga sedang sakit he..he..he..). Deg..deg..deg.. bergedub kencang jantung saya dan merinding bulu kuduk saya, ibu sepuh itu dengan senyum tuanya menjawab pertanyaan saya.. tidak ada beban sama sekali walaupun berat hidup yang sedang dilaluinya.. Tuhan mohon berkatmu untuk ibu ini.. Beliau pamit dan berterima kasih kepada kami semua dengan sangat santun.. Saya langsung teringat pada ibu saya di desa, yang belum sesepuh itu tetapi saya ingat pada perjuangan bliau ketika kami (anak-anaknya) masih kecil dan beranjak dewasa.. Keteguhan, keyakinan dan perjuangan yang telah dilakukan oleh para ibu ini membuat saya merasa masih sangat kecil, seperti balita yang masih perlu bimbingan, suapan dan dilatih berjalan agar bisa berdiri tegak, berjalan hingga akhirnya berlari menyongsong hidup hari esok. Dengan selalu bersandar pada Tuhan, yang akan memberikan segala sesuatu yang kita perlukan..keyakinan kita akan kuasa Tuhan akan mengiringi langkah kita dalam perjuangan menghadapi hidup ini.
Pembelajaran hidup hari ini, membuat saya kagum pada mereka kaum ibu yang telah melahirkan anak-anaknya dan berjuang untuk mendidik, membimbing dengan kasih sayangnya hingga dewasa tanpa kenal lelah..bahkan kebahagiaan yang terpancar dari sinar mata mereka.. Mereka adalah pejuang – pejuang keluarga tanpa tanda jasa dan tanpa pamrih.. Tuhan memberkati…