Hallo sahabat..
Maree kita berbagi lagi..
Keprihatinan atas sikap dan perilaku anak - anak sekarang ini membuat saya rindu untuk berbagi kepada para sahabat baikku...
Maree sobat selamatkan anak-anak kita, diawali dengan diri kita masing-masing..
Kebiasaan-kebiasaan
Buruk Ortu Yang mempengaruhi Perilaku Buruk Anak (Pengaruh Tabiat Orang Tua
Pada Anak / Efek Negatifnya)
1. Bertengkar Di depan Anak-Anak
Dunia anak adalah dunia bermain dan
belajar. Setiap keluarga juga tidak pernah jauh dari yang namanya masalah. Dengan
adanya permasalahan tersebut, tidak jarang suami dan istri bertengkar meskipun
hanya pertengkarang-pertemgkaran kecil. Tidak selayaknya dunia anak dicampuri
dengan masalah-masalah orang tua yang cenderung berat dan jauh dari pola pikir
anak. Agar buah hati anda tidak terkontaminasi dengan segala permasalahan kita,
alangkah lebih baik bagi kita sebagai orang tua, untuk tidak bertengkar di
depan anak-anak. Karena bila seorang anak terlalu sering melihat orang tuanya
bertengkar, tentu sangat tidak baik efeknya bagi perkembangan kepribadian
sang anak. Buah hati kita bisa menjadi anak yang mudah minder dalam bergaul dan
susah konsentrasi dalam belajar, karena di dalam pikirannya selalu penuh dengan
permasalahan-permasalahan yang belum saatnya mereka terima.
2. Berlaku Kasar Kepada Pembantu Rumah Tangga
Tidak jarang seorang majikan
memperlakukan Pembantu Rumah Tangganya dengan tidak baik. Memerintah dengan
sesuka hati, kadang dengan suara keras. Dan bila Pembantu Rumah Tangganya
melakukan kesalahan, sang tuan akan marah sejadi-jadinya di depan anak-anak
mereka. Bila kita sering memperlakukan PRT dengan cara demikian, akan lebih
baik bila kita menghentikan kebiasaan ini. Karena hal ini bisa menyebabkan anak
menjadi sulit menghargai orang lain, terutama orang-orang yang mereka anggap
lebih rendah (mempunyai status sosial lebih rendah). Efek lainnya, bisa jadi
buah hati kita menjadi sulit menghormati guru mereka di sekolah dan cenderung
meremehkan, karena menganggap guru memiliki kedudukan lebih rendah dari mereka.
Hal ini tentunya bisa menyebabkan terganggunya proses belajar mengajar anak di
sekolah.
Akan
lebih baik bagi kita orang tua, untuk menghargai dan menghormati PRT kita
layaknya saudara atau karyawan. Saya yakin, bila kita memperlakukan PRT dengan
sebaik mungkin, mereka pasti akan melakukan segala pekerjaan mereka dengan
baik. Buah hati kita pun tidak akan mendapati kita “menindas” orang yang lebih
lemah, dan bisa belajar menghargai orang lain.
Sebagai
contoh kasus yang lain (mungkin tidak berhubungan dengan poin ini, tapi semoga
bermanfaat), saya pernah mendengar suatu kasus seorang PRT memperlakukan anak
majikan dengan tidak baik dan bahkan melakukan tindakan yang mengarah pada
penganiayaan kepada anak majikan. Kasus ini terungkap setelah seorang tetangganya
secara diam-diam merekam aksi penganiayaan yang dilakukan oleh sang PRT.
Setelah dilaporkan kepada pihak yang berwajib, sang PRT mengaku bahwa perlakuan
tidak baik yang dia lakukan kepada anak majikan dikarenakan perlakukan yang
tidak baik oleh majikan kepada PRT tersebut (berlatar belakang dendam). Bila
yang terjadi demikian, siapa yang salah?
3. Terlalu Acuh Pada Tetangga
Saya
sangat bangga dengan orang tua saya, karena mereka sangat baik kepada
tetangga-tetangga kami, terutama dengan tetangga rumah sebelah dan depan. Tidak
jarang keluarga kami saling memberikan oleh-oleh bila kami pulang tamasya atau
mengadakan suatu pesta di rumah. Tetangga-tetangga kami kadang bercengkrama dan
membiarkan anak-anak mereka bermain bersama teman yang lain di depan rumah
keluarga kami. Bila di depan rumah banyak orang, saya pasti tertarik untuk
keluar supaya saya bisa bermain dengan teman-teman kecil saya. Saat orang tua
saya bertemu dengan para tetangga pun, mereka minimal akan saling memberikan
senyuman. Namun hal demikian kadang tidak saya temukan di rumah teman atau
saudara saya. Beberapa diantara mereka cenderung acuh dan tidak peduli dengan
tetangga dekat mereka. Bahkan ada beberapa diantara tetangga teman saya yang
justru bermusuhan. Saat saya bermain di rumah teman saya, ada seorang tetangga
yang ngemong anaknya di depan rumah teman saya. Waktu itu saya mengajak
teman saya untuk bermain di luar rumah, namun teman saya malah menjawab,”Males
ah… Ada tetangga yang nyebelin tuh di depan rumah.” Dari teman saya, saya bisa
belajar akan pentingnya menjaga hubungan baik dengan tetangga-tetangga dekat
kita. Akan lebih baik lagi bila kita bisa menganggap mereka layaknya sahabat
atau saudara. Karena walau bagaimana pun, peluang kita untuk bertemu dengan
mereka sangatlah besar. Bila kita acuh tak acuh terhadap tetangga kita apalagi
sampai bermusuhan, tentu juga akan membawa efek yang tidak baik bagi anak.
Setiap anak membutuhkan tempat yang kondusif agar mereka bisa tumbuh dan
berkembang secara kejiwaan. Dan bila hubungan kita tidak baik dengan
tetangga-tetangga dekat kita, hal ini bisa menyebabkan buah hati kita menjadi
sulit berkembang terutama di lingkungan rumah kita sendiri, karena secara tidak
langsung kita telah mengajarkan sifat tertutup kepada mereka.
4. Terlalu Banyak Melarang
Mungkin
kita berpikir, dengan banyaknya larangan yang kita berikan kepada buah hati
kita menandakan bahwa kita begitu perhatian kepada buah hati kita. Namun
larangan tidak selamanya tepat, karena terlalu banyak melarang akan membuat
anak menjadi sulit untuk berkembang dan berpikir kreatif. Akan lebih baik bagi
kita untuk mengubah larangan menjadi sebuah nasihat.
Misalnya, pada saat kita …
·
Tidak mengijinkan buah hati kita
pulang terlalu larut malam.
Ubahlah kata,”Jangan pulang malam-malam”, menjadi “Kalau
kamu pulang malem-malem, kamu kehilangan waktu kamu buat belajar. Selain itu…
Mama Papa kan jadi khawatir. “
·
Tidak mengijinkan buah hati kita
terlalu banyak bermain.
Ubahlah kata,”Jangan terlalu banyak bermain”, menjadi “Kalau
kamu terlalu banyak bermain, kamu nanti malam kecapean. Kalau sudah kecapean,
kamu pasti gak mau belajar.
Hal
terpenting yang ditekankan di sini adalah saat kita menasihati buah hati kita
melakukan sesuatu, jangan terfokus pada hal yang kita larang, melainkan alasan
kita melarang. Dan intonasi yang kita gunakan saat menasihati bukan intonasi
kemarahan, namun lebih pada kekecewaan. Akan lebih baik bila kita melakukan hal
ini sedini mungkin dalam menasihati buah hati kita, sehingga buah hati kita pun
lebih mudah dinasihati oleh semua orang, termasuk guru-guru mereka di sekolah.
Karena saya pernah menemukan beberapa anak yang sangat sulit dinasihati dengan
cara lembut, dan setelah ditelusuri, ternyata mereka sudah terbiasa dididik
secara keras oleh orang tua mereka, sehingga sulit untuk dinasihati secara
lembut oleh semua orang termasuk oleh guru-guru mereka.
5. Kurang Bisa Mendengarkan Menjadi Pendengar Yang Baik
Mungkin
buah hati kita sering bertanya dan bercerita tentang hal-hal yang menurut kita
tidak penting, dan mungkin kita menganggapnya sebagai suatu hal yang bodoh.
Namun sebagai orang tua, tidak sepantasnya bagi kita untuk tidak menanggapi
mereka dan bersikap cuek saat buah hati kita bertanya dan bercerita tentang
hal-hal yang menurut kita tidak penting. Bila kita kurang bisa menanggapi
pertanyaan, keluh kesah, cerita dari buah hati kita dengan baik, buah hati kita
pun bisa cenderung tumbuh menjadi anak yang tertutup kepada kita, dan lebih
suka belajar kepada orang lain dan mengungkapkan segala permasalah hidupnya kepada
orang lain. Padahal orang lain di luar sana, belum tentu orang yang “tepat”.
6. Jarang Memuji
Sebagai
orang tua atau orang yang lebih dewasa daripada buah hati kita, tentu kita
lebih bisa terkagum oleh hal-hal yang besar. Misalnya, melihat orang dengan
pakaian yang unik dan lucu. Baru kita mengatakan bahwa orang tersebut sangat
lucu dan memberikan apresiasi yang besar kepada orang lucu tersebut. Namun
bagaimana dengan buah hati kita? Bisa apa dia? Ngomong aja masih susah… Apalagi
berbuat sesuatu hal yang luar biasa. Dalam hal ini, sebagai orang tua akan
lebih baik bagi kita untuk bisa memberikan pujian kepada buah hati kita saat
melakukan hal-hal yang menurut buah hati kita luar biasa. Jadi hal yang luar
biasa di sini, bukan dengan pemikiran kita, melainkan dengan pemikiran buah
hati kita. Maka kita sebagai orang tua harus peka dalam hal ini. Kita harus
bisa memberikan pujian kepada buah hati kita, meskipun itu adalah hal-hal yang
kecil dan sederhana. Misalnya, memberikan pujian saat buah hati kita bisa
berjoget, memberikan pujian saat buah hati kita bisa bersalaman, memberikan
pujian saat buah hati kita bilang..”bye-bye…”, dan masih banyak hal-hal kecil
yang luar biasa bila kita mau mengerti pola pikir seorang anak. Bila kita
jarang melakukan pujian kepada buah hati kita, maka buah hati kita pun bisa
tumbuh menjadi pribadi yang haus akan pujian dan perhatian. Bila kita tidak
biasa memuji buahhati kita, kepada siapa mereka akan meminta pujian. Tentu saja
di luar sana, buah hati kita yang “dewasa” akan mencari pujian-pujian untuk
menarik perhatian banyak orang, dengan berpakaian yang tidak sopan, berkata
kasar, berperilaku tidak baik, untuk memuaskan kerinduan mereka untuk menerima
pujian.
7. Membeli Barang-barang yang tidak penting
Sebagai
seorang yang orang tua yang berkarir, tentu bukan masalah lagi dalam hal
mendapatkan uang. Terkadang saat kita merasa memiliki uang lebih, kita akan
berpikir, buat apa uang yang kita miliki ini. Tidak jarang kita lalu membeli
barang-barang yang tidak perlu, atau menggunakan uang tersebut untuk foya-foya.
Bila kita bergaya hidup demikian, maka ini akan sangat memperngaruhi
kepribadian buah hati kita. Buah hati kita bisa tumbuh menjadi pribadi yang
boros dan tidak bisa menghargai uang. Selain itu, bila buah hati kita merasa
segala kebutuhannya telah bisa dicukupi dan merasa bila ortunya memiliki uang
yang berlebihan, tentu buah hati kita akan berpikir,”Bila orang tuaku punya
banyak uang, buat apa aku ke sekolah dan belajar?” Dan tentunya ini akan sangat
berpengaruh pada pendidikan akademis buah hati kita, karena mereka akan
cenderung meremehkan pendidikan, karena mereka telah berpikir…. “Yang penting
ada uang.” Padahal, hidup bukan hanya untuk uang bukan?
By. Kak
Zepe
Mari sobat kita perbaiki diri kita, agar tidak menyesal dikemudian hari untuk para penerus kita...
Salam saya untuk seluruh anak-anakku diseluruh negeri... Kami selalu menyanyangimu dengan sepenuh hati... Love You all..keep smille & GBU
salam,
dwh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar