Senin, 25 Maret 2013

Gender Awareness Efforts For Women Out Of Poverty

Robert Stoller (1968), Gender is a difference in the functions and social roles of men and women who are shaped by the environment in which we exist. Gender and more to do with the habits prevailing notion somewhere about how men and women are considered appropriate or not appropriate (not unusual) with social values ​​and culture. Thus, gender may differ from one place to another and may change from time to time.
Most people still confuse understanding the nature of gender. For example, if the women do the work that is considered a man's job, it is considered breaking the 'nature' Actually, this is not appropriate because nature is itself a biological trait that comes from God, not a result of the social formation as well as the work environment . Nature is fixed from time to time and its function can not be changed or exchanged.
Nature of a woman such as she has a uterus, whereas men have sperm. The ability to do a job, the right of a person to choose the time, place and type of work is related to gender. However, as a result of differences in the nature, arising assumptions and habits common in society that men have different social roles given to women.
Over hundreds of years, women in analogy with domestic chores such as cooking, cleaning, child care, etc. are not regarded as a kind of productive work, but is considered as a 'duty of a woman'. Those who do not have a break in working hours, it is considered 'only' status as housewives who do not work or only the status of 'join husband' only. The series of work almost 24 hours it put women at a disadvantage economically, which affects the vulnerability of young women to take control, access and influence (read: do control) in the process of decision-making in the household and in the community.
If women have any access at home, are not automatically able to perform control functions in decision making. Given the control does not exist necessarily in the presence of access.
Women's experiences in an effort to get out of poverty is influenced by their perception of the poverty that is built around it.
Women also have a wisdom of its own in addressing poverty experienced, by realizing the factors that cause and support the emergence of poverty, a lot to learn and find a way out ala women.
Thus, in fact required by the women to get out of poverty is the facilitator is able to build awareness of women in understanding the factors that cause poverty and supporters, took to learn and figure it out together and encourage the participation of women to gain access to decision-making and influence .
The rest of the women themselves who will develop the ability to get out of the shackles of poverty.






The spirit of the mothers to improve the harmonica family never timeless, even though they were aware of the injustices that surround from time to time ...
That is the heart of a mother who would do anything for his family and others who need a helping hand and affection .....


Trying to learn from the mistakes of existing ...
Trying to compose a new step in a new chapter to come ...
Trying to move with confidence, that we can ..
Recognizing and understanding other people around us, that apart from us they are also meant for us ...
Co-exist, sharing and mutual respect ....

Together, with the other one ...
We share experiences, joys and sorrows in life ..
Reinforce each other and support each other ..
Removing all the fatigue and anxiety heart ...
Hope future generations do not experience distress, anxiety and violent storms of life ...
Attempting to change, work and reap good results ...

Trying to learn from the mistakes of existing ...
Trying to compose a new step in a new chapter to come ...


Trying to move with confidence, that we can ..
Recognizing and understanding other people around us, that apart from us they are also meant for us ...
 




Thank you to Mrs. Pdt. Retno Ratih Handayani, Mrs. Nurul, & Mr. Tumiriyanto. Gbu all.
Best regard,

Kamis, 07 Maret 2013

Ara@smile_dinawh: Belajar Percaya Diri..

Ara@smile_dinawh: Belajar Percaya Diri..: Sobat perempuan yang hebat, yook kita belajar bersama… mencoba, tidak ada salahnya kan ? sebagai siapapun kita. Entah sebagai pelajar, ...

Belajar Percaya Diri..



Sobat perempuan yang hebat, yook kita belajar bersama… mencoba, tidak ada salahnya kan ? sebagai siapapun kita. Entah sebagai pelajar, karyawati, penjaga toko dirumah, berjualan dipasar atau bahkan sebagai ibu rumah tangga yang bisa dicontohkan dan diajarkan pada anak-anaknya dirumah.

Boleh donk klo kita bisa selalu tampil percaya diri, selain sedap dipandang sikap percaya diri membuat suasana menjadi nyaman dan tenang ketika kita sedang menghadapi masa sulit… ujian mungkin, interview pekerjaan, menawarkan suatu product atau bahkan ketika kita harus presentasi untuk mendapatkan sebuah tender yang lumayan besar… who knows lady (^_*)  

Okay yook kita simak beberapa tips dibawah ini..


Yang pertama, berdirilah dengan tegak.

Cobalah untuk berdiri tegak, busungkan dada, angkat dadu (tempelkan 4 jari tangan diujung tulang dada, angkat dagu sampai menyentuh ruas jari). Benahilah penampilan sedemikian rupa agar terlihat tegak, punggung lurus dan bahu terbuka. Busungkan dada seperlunya saja, coba buatlah serileks mungkin. Kalau pertama kali memang agak kaku, tapi kalau dibiasakan untuk dilakukan pasti sip dech ^_*. Penampilan seseorang akan menentukan penilaian orang lain.




Yang kedua bersikap Asertif

Seseorang dapat dikatakan sebagai asertif bila ia mampu menegakkan dan mengungkapkan hak-hak pribadi dengan cara mengekspresikan pikiran-pikiran, perasaan-perasaan dan keyakinan-keyakinan yang ada dalam dirinya dengan cara langsung melalui ungkapan verbal yang dilakukan dengan jujur dan dengan cara yang nyaman, tanpa mengabaikan hak-hak orang lain. Tidak buru-buru, menggebu-gebu atau tidak memberikan kesempatan lawan bicara untuk mengungkapkan maksud dari pemikirannya. Jika memang tidak sejalan, dengarkan, hormati hak dan pendapatnya. Berbicaralah dengan tenang, bawa suasana bahagia dan nyaman, bahkan ungkapan-ungkapan yang lucu akan dapat  mencairkan suasana. Jadilah orang yang mengerti kapan harus berkata tidak dan kapan harus berkata iya. Sekali waktu tidak perlu berfikiran tentang orang lain akan berkomntar apa tentang diri kita. Dan jangan takut membuat perubahan.


Yang ketiga, obyektiflah menilai diri sendiri

No body’s perfect, tidak ada orang didunia ini yang sempurna dan tidak ada juga orang didunia ini yang benar-benar tidak berguna. Sehingga jujurlah menilai diri sendiri, jangan selalu menganggap diri kita tidak mampu dan orang lain selalu lebih unggul. Semua sama, meskipun masing-masing kita memiliki keahlian dan keunikan yang berbeda-beda. Tuhan menciptakan makluk ciptaanNYA semua baik, tinggal bagaimana kita mengelola dan mengembangkan keunikan atau kelebihan yang kita miliki dalam situasi apapun. So, untuk apa minder ? kita masing-masing memiliki porsi sendiri, jangan remehkan ciptaan Tuhan dan akan janjiNYA.  


Yang keempat, Buanglah Rasa Takut

Biasanya orang yang tidak percaya diri akan selalu kesulitan untuk mengungkapkan siapa dirinya kepada orang lain. Cara mudah untuk bernai menghadapi orang lain adalah menatap mata lawan bicara kita, atau apabila tetap tidak berani tatap antara alisnya tetapi jangan memandanginya. Menatap lain dengan memandang, kalau memandang biasanya kita memperhatikan lawan bicara. Bagaimana cara bicaranya, bagaimana mimic wajahnya. Boleh saja seperti itu asal jangan kelewatan, apalagi kalau sampai ngiler nggak karuan (^_*). Belajarlah untuk menatap mata lawan bicara pada orang-orang disekitar kita dulu, setelah itu kembangkan dengan menatap lawan bicara dimanapun berada.


Yang kelima adalah, Sedikit Basa Basi

Cobalah untuk bersikap basa basi sedikit, tetapi jangan kebablasan ntar bisa basi beneran karena membosankan. Tidak semua basa basi itu jelek kok, untuk meningkatkan rasa percaya diri bolehlah kita mencobanya..


Yang keenam, Berbicaralah yang lugas

Salah satu ciri orang yang kurang percaya diri adalah tidak berbicara secara lugas, selalu muter-muter. Dan biasanya terlalu banyak berkata “ eeeeeeeeeeeeee, anu dan sejenisnya, misalkan “saya akan eeeeee, anu,..eee saya anu…. Dan berulang-ulang sambil melakukan gerakan yang berulang=ulang juga. Misalkan berulang kali memegang hidung… berulang kali membenarkan poni atau mengedipkan mata secara berulang-ulang dengan tempo yang agak cepat. Berbicara secara lugas dapat kita pelajari kok, cobalah berbicara didepan kaca. Kemudian praktekan dengan orang-orang disekitar kita.


Okay sobat, moga bermanfaat yes…

Keep smile (^_^)