Jumat, 14 Juni 2013

Perkembangan Perilaku Sosioemosional Remaja...

Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis. Dalam hal kesadaran diri, pada masa remaja para remaja mengalami perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness). Mereka sangat rentan terhadap pendapat orang lain karena mereka menganggap bahwa orang lain sangat mengagumi atau selalu mengkritik mereka seperti mereka mengagumi atau mengkritik diri mereka sendiri. Anggapan itu membuat remaja sangat memperhatikan diri mereka dan citra yang direfleksikan (self-image). Remaja cenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik dan bahkan percaya keunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan ketenaran. Remaja putri akan bersolek berjam-jam di hadapan cermin karena ia percaya orang akan melirik dan tertarik pada kecantikannya, sedang remaja putra akan membayangkan dirinya dikagumi lawan jenisnya jika ia terlihat unik dan “hebat”. Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka. Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang. Remaja yang diberi kesempatan untuk mempertangung-jawabkan perbuatan mereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan mampu bertanggung-jawab. Rasa percaya diri dan rasa tanggung-jawab inilah yang sangat dibutuhkan sebagai dasar pembentukan jati-diri positif pada remaja. Kelak, ia akan tumbuh dengan penilaian positif pada diri sendiri dan rasa hormat pada orang lain dan lingkungan. Bimbingan orang yang lebih tua sangat dibutuhkan oleh remaja sebagai acuan bagaimana menghadapi masalah itu sebagai “seseorang yang baru”; berbagai nasihat dan berbagai cara akan dicari untuk dicobanya. Dapat dimengerti bahwa akibat yang luas dari masa puber pada keadaan fisik remaja juga memperngaruhi sikap dan perilaku. Namun ada bukti yang menunjukkan bahwa perubahan dalam sikap dan perilaku yang terjadi pada saat ini lebih merupakan akibat dari perubahan sosial daripada akibat perubahan kelenjar yang berpengaruh pada keseimbangan tubuh. Semakin sedikit simpati dan pengertian yang diterima remaja puber dari orang tua, kakak-adik, guru-guru, dan teman-teman dan semakin besar harapan-harapan social pada periode ini, semakin besar akibat psikologis dari perubahan-perubahan fisik. Pada umumnya pengaruh masa puber lebih banyak terjadi pada remaja perempuan daripada remaja laki-laki, sebagian disebabkan karena remaja perempuan biasanya lebih cepat matang daripada remaja laki-laki dan sebagian karena banyak hambatan-hambatan social mulai ditekankan pada perilaku remaja perempuan justru pada saat remaja perempuan mencoba untuk membebaskan diri dari berbagai pembatasan. Mengapa remaja laki-laki tidak banyak berpengaruh oleh perubahan-perubahan masa puber seperti halnya remaja perempuan ? Masa puber rupanya lebih merupakan kejadian yang berlangsung secara bertahap. Tidak terjadi secara serentak dengan kepesatan perkembangan seperti yang dialami remaja perempuan. Rangsangan yang ditimbulkan sama kuatnya atau lebih kuat bagi pria namun ia mempunyai kesempatan lebih akrab untuk menyesuaikan dirinya. Karena mencapai masa puber lebih dulu, remaja perempuan lebih cepat menunjukkan tanda-tanda perilaku yang mengganggu daripada remaja laki-laki. Tetapi perilaku remaja perempuan lebih cepat stabil daripada remaja laki-laki, dan remaja perempuan mulai berperilaku seperti sebelum masa puber. Seberapa serius perubahan masa puber akan mempengaruhi perilaku, sebagian besar bergantung pada kemampuan dan kemauan remaja puber untuk mengungkapkan keprihatinan dan kecemasannya kepada orang lain sehingga dengan begitu ia dapat memperoleh pandangan yang baru dan yang lebih baik. Seperti yang dijelaskan Dunbar, “Reaksi efektif terhadap perubahan terutama ditentukan oleh kemampuan untuk berkomunikasi…. Komunikasi adalah cara untuk mengatasi kecemasan yang selalu disertai tekanan”. Remaja yang merasa sulit atau tidak mampu berkomunikasi dengan orang lain lebih banyak berperilaku negatif daripada remaja yang mampu dan mau berkomunikasi (Hurlock, E. B. 1980. Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga). Akibat perubahan masa puber pada sikap dan perilaku remaja adalah sebagai berikut (Hurlock, E. B. 1980. Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga) : 1. Ingin Menyendiri Kalau perubahan pada masa puber mulai terjadi, remaja biasanya menarik diri dari teman-teman dan dari berbagai kegiatan keluarga dan sering bertengkar pada teman-teman dan pada anggota keluarga. Remaja puber kerap melamun, sering tidak dimengerti dan diperlakukan dengan kurang baik, dan ia juga mengadakan ekperimen seks melalui masturbasi. Gejala menarik diri ini mencakup ketidakinginan berkomunikasi dengan orang-orang lain. Dalam masa remaja, remaja berusaha untuk melepaskan diri dari milieu orang tua dengan maksud untuk menemukan dirinya. Erikson menyebutnya untuk menemukan identitas diri (Monks, Knoers, Hadiyanto, S. R. 1982. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam berbagai bagiannya.Yogjakarta : UGM Press.) 2. Bosan Remaja puber bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari, tugas-tugas sekolah, kegiatan-kegiatan sosial, dan kehidupan pada umumnya. Akibatnya, remaja sedikit sekali bekerja sehingga prestasinya diberbagai bidang menurun. Remaja menjadi terbiasa untuk tidak mau berprestasi khususnya karena sering timbul perasaan akan keadaan fisik yang tidak normal. 3. Inkoordinasi Pertumbuhan pesat dan tidak seimbang mempengaruhi pola koordinasi gerakan, dan remaja akan merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu. Setelah pertumbuhan melambat, koordinasi akan membaik secara bertahap. 4. Antagonisme sosial Remaja puber seringkali tidak mau bekerja sama, sering membantah, dan menentang. Permusuhan terbuka antara dua jenis kelamin yang berlainan diungkapkan dalam kritik, dan komentar-komentar yang merendahkan. Dengan berlanjutnya masa puber, remaja kemudian menjadi lebih ramah, lebih dapat bekerja sama dan lebih sabar kepada orang lain. 5. Emosi yang meninggi Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan kecenderungan untuk menangis karena hasutan yang sangat kecil merupakan ciri-ciri bagian awal masa puber. Pada masa ini remaja merasa khawatir, gelisah, dan cepat marah. Sedih, mudah marah, dan suasana hati yang negative sangat sering terjadi selama masa prahaid dan awal periode haid. Dengan semakin matangnya keadaan fisik remaja, ketegangan lambat laun berkurang dan remaja sudah mulai mampu mengendalikan emosinya. 6. Hilangnya kepercayaan diri Remaja yang tadinya sangat yakin pada diri sendiri sekarang menjadi kurang percaya diri dan takut akan kegagalan karena daya tahan fisik menurun dan karena kritik yang bertubi-tubi datang dari orang tua dan teman-temannya. Banyak remaja laki-laki dan perempuan setelah masa puber mempunyai perasaan rendah diri. 7. Terlalu sederhana Perubahan tubuh yang terjadi selama masa puber menyebabkan remaja menjadi sangat sederhana dalam segala penampilannya karena takut orang-orang lain akan memperhatikan perubahan yang dialaminya dan member komentar yang buruk. Sehingga perlu kita sadari dan perhatikan dengan dengan baik bahwa remaja memerlukan bimbingan baik dari keluarga atau lingkungannya, remaja yang mengalami masa pubertas akan terus mencari identitas diri mereka hingga mereka menemukan identitas diri mereka yang sebenarnya, pencarian identitas diri tersebut yang memerlukan bimbingan agar mereka dapat menemukan identitas diri yang sesuai dengan dirinya dan norma yang ada. Identitas diri tersebut yang nantinya akan menentukan bagaiman perilaku mereka. Pencarian identitas diri pada remaja dapat di bimbing oleh keluarga atau lingkungan, baik itu lingkungan sekolah atau lingkungan di luar sekolah. Bimbingan oleh keluarga dilakukan dengan memberitahukan batasan-batasan norma yang yang berlaku di agama ataupun masyarakat, pemberitahuan tentang norma tersebut diharapkan agar remaja dapat berprilaku sesuai dengan norma yang ada. Sedangkan bimbingan yang dilakukan di sekolah dengan cara memberikan pelajaran tentang moral, norma dan masa pubertas. Lingkungan di luar sekolah juga dapat mempengaruhi perilaku remaja, karena lingkungan yang baik tentunya juga akan memberikan contoh perilaku yang baik bagi remaja yang ada di lingkungannya. Semoga bermanfaat... God bless you dwh

Senin, 10 Juni 2013

Isi Liburan Anak dengan Memperkenalkan Proses Produksi di Dapur Kita..

Maree kenalkan anak-anak kita yang sedang liburan tentang bagaimana membuat kue yang gampang dan sederhana, tapi banyak disukai. Kue coklat cornflake saya rasa cukup tepat sebagai salah satu uji coba belajar bagi anak-anak kita, disamping mudah tanpa dioven pula.. "(^_^)" Berikut ini resep kue coklat cornflake dengan cara pembuatannya, dilihat sangat mudah meracik dalam pembuatan kue coklat cornflake, nah mari kita mulai membuat kue coklat cornflake ini. Bahan untuk kue coklat cornflake: •Coco crunch/cornflake secukupnya •Coklat blog, bisa juga pakai coklat putih (sesuai selera) •Gula cair secukupnya •Kombinasi bisa pakai wafer vanilla/keju •Kacang mede / almond dicincang kasar •Cup kecil warna warni (sesuai selera) •Springkle / permen cicak warna warni Caranya : •Coklat lelehkan bersama gula cair secukupnya (dimasak seperti tim, panci kecil diisi air secukupnya, letakan piring diatasnya dan lelehkan coklat diatas piring tersebut •Campurkan coco cruch/cornflake dicampur kombinasi bahan serta kacang mede/almond yg sudah dicincang dengan coklat leleh •Siapkan cup-cup kecil •Taruh coco crunch/cornflake yg sudah tercampur coklat serta kombinasinya tersebut di cup-cup kecil secukupnya Untuk hiasan : Taburi atasnya dengan sprinkle/trimits atau bisa juga permen cicak warna warni diatasnya Simpan di kulkas hingga set Jadi dah kuenya... Mudahkan... bahkan sangat memungkinkan bagi anak-anak untuk mengembangkan kreasinya menjadi lebih inovatif karena mereka memiliki imajinasi yang luar biasa sekarang... Siapa tau mereka bisa memasarkan hasil karya mereka ini, jelang lebaran nanti... selain mudah, harganya juga terjangkau, tergantung bagaimana kreasi kita.. hiasi dengan cantik kemasannya, secantik dan seunik mungkin. Sehingga menarik bagi orang lain yang melihatnya, mereka akan menghargai hasil karya kerja keras yang telah dilakukan anak-anak kita. Dukung mereka dalam setiap karyanya, memang akan mengotori dapur nantinya tapi setidaknya mereka bisa belajar untuk berkarya... dan ajarkan pula pada mereka untuk membersihkan dapur itu setelahnya. Kue coklat cornflake bisa untuk hidangan di meja tamu atau juga untuk cemilan anak-anak di rumah, dengan rasa coklatnya kue coklat cornflake akan sangat diminati oleh anggota keluarga di rumah. Selamat mencoba, dan selamat mengisi masa liburan ini dengan penuh manfaat... God bless you.. salam, dwh